Sabtu, 26 Maret 2016

Kembung pada Kambing dan Sapi

Bloat atau tympani merupakan penyakit alat pencernaan yang disertai penimbunan gas dalam lambung akibat proses fermentasi berjalan cepat. Pembesaran rumenoretikulum oleh gas yang terbentuk,  bisa dalam bentuk busa persisten yang bercampur isi rumen(kembung primer) dan gas bebas yang terpisah dari ingesta(kembung sekunder).
Tingginya akumulasi gas menekan organ dalan tubuh sehingga menimbulkan kesakitan, pernapasan dengan mulut terbuka atau frekuensi pernapasan tinggi, serta frekuensi buang air besar dan kencing meningkat.
Bloat atau kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat. Namun penyakit kembung perut tidak membahayakan atau menular kepada binatang lain atau manusia, daging sapi yang terserang penyakit inipun masih aman untuk dikonsumsi.
Agar ternak terhindar dari perut kembung, hindari pemberian pakan kambing sebagai berikut :Pakan hijauan yang masih terlalu muda, banyak mengandung air atau terlalu basah, baik terkena air hujan atau embun. Maka sebaiknya kambing diberi pakan hijauan yang sudah kering dari embun pagi.
FAKTOR PENYEBAB BLOAT/ KEMBUNG PERUT
  1. Penyebab primerakibat fermentasi makanan yang berlebihan dan hewan tidak mampu mengeluarkan gas, terjadi akumulasi gelembung gas.
  2. Penyebab sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah esophagus oleh benda asing, stenosis atau tekanan dari perluasan jalan keluar esophagus.
  3. Faktor individu
  4. Ternak dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik cenderung mudahmengalami kembung
  5. Susunan dan derajat keasaman (Ph) air liur

Faktor pakan: 
  1. Pemberian leguminosa/daun kacang-kacangan, Centrocema dan alfafa secara berlebihan.Bila keadaan memaksa, hijauan baiknya diberi percikan minyak kelapa.
  2. Pemberian rumput terlalu muda yang banyak mengandung air baik karena hujan atau embun  dan berprotein tinggi secara berlebihan atau karena tidak dilayukan.
  3. Pemberiaan makanan konsentrat yang terlalu banyak dan kurang hijauan berserat
  4. Pakan dari bahan pakan yang mudah dan cepat difermentasi seperti kol, lobak dan wortel secara berlebihan.
  5. Adanya sumbatan pada kerongkongan
  6. Merumput pada lahan yang baru dipupuk, memakan racun dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut.
  7. Terlalu banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun.
  8. Pergantian jenis makanan tertentu yang menyebabkan produksi gas berlebihan
PENCEGAHAN
  1. Tidak membiarkan ternak dalam kondisi terlalu lapar
  2. Memberikan tempat bagi ternak untuk leluasa melakukan gerakan seperti berjalan-jalan. Sebelum diberikan hijauan segar diberikan terlebih dahulu jerami kering atau rumput kering
  3. Menghindari pemberian hijauan terutama legum maksimal 50%.
  4. Apabila ternak di gembalakan usahakan setelah tidak ada embun/agak siang
  5. Pemberian pakan hijauan dilayukan terlebih dahulu
TANDA KLINIS
  1. Ternak nampak resah, kesakitan dan berusaha menghentakkan kaki atau mengais-ais perutnya
  2. Sisi perut sebelah kiri nampak membesar dan kencang.
  3. Apabila bagian perut ditepuk/dipukul dengan jari akan terdengar suara mirip suara bedug
  4. Ternak mengalami kesulitan bernapas atau sering bernpas melalui mulut.
  5. Nafsu makannya menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali.
  6. Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian
  7. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi
  8. Punggung membungkuk, denyut jantung melemah, selaput lender mulut kebiruan.
  9. Ternak jatuh dan susah bangun lagi, bila dibiarkan ternak dapat mati mendadak

PENGOBATAN
  1. Pertolongan pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat yang lebih tinggi, mulut dibuka dan sepotong kayu dimasukkan melintang pada kedua ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan disamping kepala sampai ke belakang tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat segera keluar.
  2. Ternak diberi minyak nabati (minyak kelapa, minyak kedelai, atau minyak sawit)  100-200 ml atau lebih (sekitar ½ – 1 gelas) dengan cara dicekok, 
  3. Pada kambing, kambing dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lalu perut yang kembung sebelah kiri dibalur dengan bawang merah halus dan sudah dicampur dengan minyak angin. Bila angin sudah keluar melalui anus, kedua kakidepan diangkat ke atas sambil sisi perut dijepit dengan kaki kita. Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan cara mulut kambing disumbat dengan kayu/paralon secara melintang dan usahakan kambing tetap berdiri. Dengan cara ini semua timbunan gas dalam perut akan keluar.
  4. Bagian anus kambing ditusuk dengan tangkai daun papaya yang ujungnya sudah diolesi minyak goreng agar tidak melukai dinding anus. Setelah itu kedua sisi perut kambing dijepit sehingga gas akan keluar melalui tangkai daun papaya.
  5. Memberikan obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan.
  6. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas dengan cara menusuk perut ternak sebelah kiri dengan trocoar dan cannula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar